Rabu, 27 Februari 2013

Biografi Singkat Freud





Sigmund Freud, lahir di kota kecil Freiberg, Moravia pada tangga; 6 Mei 1856. Ayahnya adalah seorang pedagang wool dengan pemikiran yang maju dan selera humor yang baik. Ibunya, seorang wanita yang aktif dan merupakan istri kedua Ayahnya dengan usia 20 tahun lebih muda. Ibunya, melahirkan anak pertama pada usia 21 tahun, Sigmund. Sigmund sendiri memiliki 2 orang saudara seayah yang lebih tua dan 6 saudara kandung. Pada saat ia berusia 4 atau 5 tahun, keluarganya pindah ke Wina, dimana dia menghabiskan sebagian besar hidupnya.
Sebagai anak cerdas dan selalu mendapat nilai tertinggi di kelasnya, dia melanjutkan pendidikan ke sekolah kedokteran, salah satu pilihan bergengsi bagi anak-anak Yahudi yang pintar kala itu. Semasa kuliah, dia terlibat dalam berbagai penelitian di bawah arahan profesor fisiologis bernama Brucke. Brucke meyakini sebuah konsep yang kemudian sangat populer, mungkin juga radikal, sebuah konsep yang disebut reduksionisme, “Tidak ada kekuatan lain yang aktif di dalam organisme yang hidup selain kekuatan fisika-kimia”. Selama bertahun-tahun, Freud juga berusaha mereduksi kepribadiannya, walaupun akhirnya menyerah.
Freud adalah seorang yang sangat teliti dalam melakukan riset. Dimana fokus utamanya adalah , dia pernah mencoba menciptkan teknik khusus untuk merangsang sel otak. Brucke juga membantunya mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikannya. Pertama, dengan psikiatris terkenal Chacot di Paris, kemudian dengan lawan Brucke, Bernheim di Nancy. Kedua ahli ini sedang mendalami metode hipnotis untuk pengidap histeria.
Setelah beberapa lama membuka praktik neurologi dan direktur sebuah taman kanak-kanak di Berliin, dia kembali ke Wina dan menikah dengan Martha Bernays yang telah bertunangan dengannya beberapa tahun sebelumnya. Di Wina, dia mulai membuka praktik neuropsikiatri dengan bantuan Joseph Breuer.
Buku-buku dan kuliah-kuliah Freud membuat dia tersisihkan dari arus utama kalangan kedokteran kala itu. Dia hanya memiliki beberapa kolega yang bersimpati padanya, yang kemudian menjadi inti dari perkembangan psikoanalisis. Sayangnya, Freud menolak mereka yang tidak sepenuhnya sepakat dengan pendapatnya. Ada yang menganggap ini harus dipisahkan dari prinsip persahabatan, namun ada pula yang mengganggapnya saingan dalam pemikiran.
Freud pindah ke Inggris sesaat sebelum Perang Dunia II, karena Wina sudah tak aman lagi bagi orang Yahudi, khususnya yang terkenal seperti dirinya. Tak lama setelah itu, dia meninggal karena kanker mulut dan rahang yang telah diidapnya selama 20 tahun.
[Dikutip dari buku Personality Theories: An Introduction oleh Dr. C. George Boeree dari Psychology Department Shippensburg University pada tahun 1997]